Senin, 07 Desember 2015

Mie Lidi-Lidian “HUH-HAH”



(Modernisasi Jajanan Anak-anak)
Tegi Nana
2288142555.
Email : Teginana@gmail.com

PENDAHULUAN
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pertumbuhan ekonomi di Banten tetap mengalami kenaikan. Namun demikian, kemajuan ekonomi belum merata. Motor pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada sektor industri dan perdagangan. Pasalnya, perekonomian di Kota Serang berkembang hanya di satu sektor saja yakni perdagangan. Terlebih lagi perdagangan yang dikembangkan lebih kepada konsumtif bukan produksi.
Dilihat dari perkembangan ekonomi, Kota Serang termasuk daerah yang memiliki perkembangan ekonomi untuk sektor perdagangan yang cukup signifikan, terutama investasi pendirian mal. Hal ini dipicu karena Kota Serang sebagai ibu kota Provinsi Banten dengan berbagai potensi yang dimiliki, mudah menarik perhatian para investor baik dalam maupun luar negeri untuk menanamkan investasinya di Kota Serang. Seiring dengan itu tumbuh  pedagang  kecil  yang saat  ini sudah mulai menjamur di sekitaran tempat keramaian kota Serang, khususnya di wilayah alun-alun yang menjadi pusat keramaian kota. Persaingan memang sedikit sulit karena harus disandingkan dengan pusat perbelanjaan yang sudah modern yang ada disebelah utara alun-alun. Mengingat kondisi masyarakat Serang yang umumnya adalah masyarakat pendatang membuat gaya hidup seakan berubah. Modernisasi yang cukup kuat menyulitkan para pedagang kecil dan awam dari kecanggihan teknologi saat ini untuk memperluas usahanya.
PEMBAHASAN
Nur Khoirimah atau yang biasa di sebut Ibu Imah (40 tahuh) adalah seorang pedagang kecil yang berjualan di depan pusat perbelanjaan Ramayana Serang, setiap hari mulai pukul 16:00 WIB hingga 21:00, ia berjualan mie lidi di pinggir jalan raya depan Ramayana Serang. Mie lidi atau yang sering disebut pula dengan lidi-lidian merupakan salah satu jajanan yang populer terutama bagi kalangan anak- anak. Nama lidi- lidian tentunya tidak terdengar asing lagi karena sewaktu kecil tentunya kita juga pernah memakan jenis makanan yang satu ini. Jajanan ringan yang satu ini banyak dijual dengan beragam rasa seperti rasa pedas, rasa asin atau bahkan rasa keju. Nama lidi- lidian sendiri berasal karena makanan yang satu ini mirip dengan lidi dan berbentuk kaku. Harganya yang murah menjadi salah satu alasan kenapa anak- anak suka dengan jajanan ini karena bisa dibeli dengan uang saku mereka, tidak hanya anak kecil orang dewasapun menyukai jajanan ini, tidak heran jika Ibu Imah setiap harinya banyak menemukan pembeli yang bukan anak-anak.
Tabel produksi mie lidi dalam sehari:
NO
Nama Kegiatan
Bahan
Banyaknya
Harga
(Rp)
Jumlah (Rp)
1.
Produksi mie lidi
- Mie lidi mentah
-  Minyak goreng
15 kg

2 liter
10.000

22.000
150.000

22.000
2.
Pemasaran mie lidi
-      Bumbu bubuk
-      Plastik bening
5 bungkus

2 bungkus
5.000

6.000
25.000

12.000

Proses produksi mie lidi ini tidak terlalu sulit, hanya membutuhkan wajan besar, kompor, saringan minyak, dan minyak untuk menggoreng mie lidi mentah. Ibu Imah mendapatkan bahan baku mie lidi mentah dari agen yang berada di Benggala, Serang Banten. Harga perkilogram mie lidi Rp.10.000 dan harga bumbu untuk mie lidi Rp.5000/bungkus, kecuali untuk rasa pedas yakni Rp.10.000/bungkus. Proses produksi mie lidi dilakukan di rumah Ibu Imah yang berada di Tanjung Kidul, Serang Banten. Dalam proses produksi Ibu Imah di bantu oleh suaminya.
Berikut ini adalah proses pembuatan mie lidi:
Bahan- bahan yang diperlukan:
1.    Mie lidi mentah
2.    Bumbu penyedap rasa
3.    Bumbu- bumbu untuk lidi- lidian
Langkah- langkah pembuatan:
1.   Langkah pertama adalah dengan cara menggoreng mie yang telah anda siapkan ke dalam minyak panas.
2.   Goreng mie hingga kaku dan berwarna kuning tua.
3. Jika sudah, langkah berikutnya adalah dengan cara meniriskan mie yang anda buat hingga minyaknya terpisah. Dinginkan mie sebentar. Jika mie sudah tidak lagi panas anda bisa menaburkan bumbu yang anda sukai entah itu bumbu asin atau bumbu  sesuai selera.
Dalam sehari Ibu Imah memproduksi mie lidi sebanyak 15- 20 kg, yang kemudian di letakan dalam wadah berukuran 30x20x15 cm. Mie lidi akan dibungkus dalam pelastik sesuai kebutuhan banyaknya mie lidi yang akan di beli, dan bumbu akan dibubuhkan ketika ada pemebeli sesuai dengan keinginan. Ibu Imah tidak mematok harga untuk mie lidi tersebut, namun kebanyakan konsumen membeli mulai dari RP.3.000/150 gr dan RP.5.000/250 gr.
Dalam kurun waktu tiga tahun Ibu Imah telah berjualan dan menggantungkan hidup dengan berjualan mie lidi, dalam seminggu Ibu Imah mendapatkakn penghasilan bersih ±Rp.500.000. pendapatan Ibu Imah akan bertambah ketika akhir pekan dengan penghasilan kotor sekitar ±Rp.200.000/hari. Berjualan di pinggir jalan memang tak semudah yang dibayangkan, faktor keamanan adalah salah satu kendala yang terus menghawatirkan jiwanya, terkadang penertiban jalan raya oleh Satpol PP membuat ia risau akan keberadaannya.
Dalam memasarkan jualannya Ibu Imah hanya berjualan di satu tempat saja, ia tidak memasarkan produk dan tidak memperluas usahanya, hal ini dikarenakan keterbatasan modal dan kurangnya pengetahuan dalam memasarkan produk. Sangat disayangkan jika dilihat sekrang peminat jajanan ini sudah mulai banyak, seharusnya hal ini bisa dijadikan peluang untuk memperluas usaha. Inovasi-inovasi kreatifitas produk serta pemasaran yang lebih luas bisa dijadikan peluang usaha untuk maju, apalagi di teknologi yang sudah modern saat ini yang dapat mempermudah pemasaran produk. Media sosial bisa dijadikan sebgai alat pemasaran yang murah meriah dan efesien. Kita bisa menggunakan BBM (Blackberry Massager), instagram, twitter, facebook, dan website dalam memasarkan produk.
Sebagai seorang mahasiswa yang saat ini sudah memasuki semester tiga, sudah seharusnya saya dapat terjun langsung ke dalam permasalahan sosial-ekonomi yang ada dalam masyarakat, dalam kasus ini saya ingin mencoba inovasi baru untuk membuat jajanan mie lidi ini menjadi jajanan anak yang modern dan mampu bersaing dengan produk jajanan yang lainnya. Inovasi tersebut adalah berupa pemasaran produk menggunakan sosial media twitter, facebook, dan inovasi pada kemasan mie lidi dengan memberi label untuk mie lidi yang saya pasarkan. Dengan adanya inovasi ini saya harap ada perkembangan dalam usaha kecil tersebut.
KESIMPULAN
Modernisasi yang cukup kuat menyulitkan para pedagang kecil dan awam dari kecanggihan teknologi saat ini untuk memperluas usahanya.Mie lidi atau yang sering disebut pula dengan lidi- lidian merupakan salah satu jajanan yang banyak disukai oleh anak-anak maupun prang dewasa. Jajanan ringan yang satu ini banyak dijual dengan beragam rasa seperti rasa pedas, rasa asin atau bahkan rasa keju. Proses pembuatan mie lidi ini tidak terlalu sulit dan bahan bakunya pun mudah di dapatkan di daerah sekitar Kota Serang. Pusat keramaian Kota Serang merupakan tempat strategis untuk memasarkan jajanan ini, namun terkadang terkendala oleh keamanan yang kurang. Selain itu pemasaran hanya terjadi dilakukan di satu tempat saja. Perlu adanya perluasan pemasaran jajanan ini agar usaha ini dapat berkembang
Project yang saya akan lakukan untuk mengembangkan usaha ini adalah dengan inovasi baru dalam hal pemasaran. Saya akan memasarkan produk tersebut dengan cara pemasaran online melalui facebook, twitter dan melakukan inovasi produk dengan membuat kemasan agar lebih menarik dengan membuat label. Dengan adanya inovasi tersebut diharapkan produk dapat bersaing dengan produk makanan yang lebih moderen, dan dapat meningkatkan perekonomian penjual mie lidi dan secara lebih luas dapat memperkenalkan ke daerah lain disekitarnya.
Dalam hal project pemasaran yang sudah saya lakukan selama hampir tiga minggu, belum mendapat respon atau mendapat pesanan online media sosial tersebut. Saya harap ini merupakan langkah awal penyemangat untuk terus giat mempromosikan produk mie lidi “HUH HAH”.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Kemajuan Ekonomi Belum Merata. Kabar Banten: http://kabar-banten.com/news/detail/8786, diakses 3 Oktober 2015.

4 komentar:

  1. Saya pngen jualan lidi2an.. Distributor d serang dmn ya?

    BalasHapus
  2. Ada yg tau tempat jualan mie lidi mentah itu di Benggala sebelah mana yah

    BalasHapus